My Blog List
Category
- News (9)
- English (3)
- Tips n Trik (3)
- musik (3)
- About me (2)
- Berkaitan Dengan cinta (2)
- Stop Global Warming (2)
- Kontes (1)
- aneh tapi nyata (1)
- fenomena (1)
- flasdisk (1)
- tumb drive (1)
- unik (1)
Sunday, 21 June 2009
USB ‘Finger Drive’
Posted by rockability at 09:44 2 comments
Labels: aneh tapi nyata, fenomena, flasdisk, News, tumb drive, unik
Monday, 8 June 2009
Soekarno Sang Penggagas Jembatan Suramadu
Kubu Megawati mengklaim jembatan penghubung Surabaya dan Madura itu dibangun pada masa pemerintahannya. Adapun sang penggagas ide pembangunan adalah Presiden Pertama RI Soekarno.
"Disikapi oleh Soeharto dan kemudian dibangun pada masa Megawati. Begitulah sejarah panjang pembangunan Jembatan Suramadu," ungkap Amran Nasution Direktur Mega-Prabowo Media Center dalam rilisnya kepada okezone di Jakarta, Selasa (9/6/2009).
Sedangkan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono hanya bertindak selaku pihak yang meresmikannya pada 10 Juni besok. Menurut Amran Megawati yang seharusnya mendapat apresiasi atas pembangunan Suramadu.
Sebab, sebagai Presiden RI Megawati yang mencanangkan dan meresmikan tiang pancang Suramadu dilakukan pada Rabu, 20 Agustus 2003. Mega juga bertindak selaku presiden yang meresmikan bentang tengah Jembatan Suramadu di Desa Sukolilo Barat, Kecamatan Labang, Kabupaten Bangkalan, pada Jumat, 2 Juli 2004.
Kala itu Megawati sebagai Presiden, memerintahkan Menteri Pemukiman dan Prasarana Wilayah Sunarno untuk mempercepat pembangunan jembatan Suramadu. Dalam sambutannya saat itu Mega menyatakan Suramadu akan selesai pada akhir 2006.
Jembatan Suramadu sepanjang 5.438 meter itu, di era Megawati biaya pembangunannya dianggarkan Rp2,82 triliun. Namun berdasarkan informasi berbagai sumber, ternyata biaya pembangunan Suramadu menjelang diresmikan penggunaannya oleh Presiden SBY mencapai Rp4,5 triliun. "Waktu pengerjaannya pun molor hingga enam tahun," ujarnya.
Meski begitu, hal tersebut tidak menjadi persoalan. Kubu Mega hanya ingin jembatan Suramadu digratiskan agar masyarakat miskin pun bisa merasakan hasil pembangunannya. "Pemerintah juga harus mencarikan solusi kepada masyarakat yang kehilangan mata pencarian akibat beroperasinya Jembatan Suramadu," ungkapnya.
Muhammad Saifullah - Okezone
Posted by rockability at 07:48 0 comments
Labels: News
Thursday, 4 June 2009
RS Omni Akui Kesalahan Diagnosa Trombosit Prita
Hal ini diungkapkan Direktur RS Omni Internasional Bina Ratna Kusumafitri dalam jumpa pers di RS Omni Internasional, Tangerang, Rabu (3/6/2009).
"Hasil tidak valid dengan nilai trombisit 27.000, karena terjadi penggumpalan dan hasil tersebut tidak di-print. Kalau di-print terjadi malapraktik karena tidak seusai dengan penyakit diagnosa sebenarnya," kata Ratna.
"Perubahan diagnosa hanya untuk penegasan diagnosa yang berujung pada virus udara," tegasnya.
Sementara itu, kuasa hukum Omni Internasional Heri Bertus menyatakan gugatan terhadp Prita akan terus dilakukan. Karena terjadi indikasi pencemaran nama baik tanpa adanya klarifikasia.
"Dan upaya damai masih tetap terbuka, antara pihak rumah sakait dan Prita," tuturnya
di kutip dari www.okezone.com
Posted by rockability at 15:15 0 comments
Labels: News
Jembatan Suramadu Rawan Kriminal
Pantauan di sekitar jalan Suramadu mulai dari tol gate yang terletak di Kecamatan Labang hingga pintu keluar di Kecamatan Burneh, hanya ada tiga kawasan yang terpasang PJU. Itupun kurang memenuhi standar. Bisa diprediksi, minimnya PJU tersebut dapat membuat para pelaku kriminal leluasa dalam melakukan aksinya, terutama para curanmor dan bajing loncat.
Kondisi tersebut dibenarkan Ketua Komisi Pelayanan Publik (KPP) Kabupaten Bangkalan Fathurrahman Said. Dia beranggapan, sepanjang jalan akses Suramadu tergolong rawan kriminal, khususnya saat menjelang petang hingga malam hari karena alasan yang sama.
"Bisa kita bayangkan, selain minim PJU, di sekitar jalan akses juga minim rumah penduduk. Ini membuka peluang lebar bagi pelaku kejahatan," ujarnya, Kamis (4/6/2009).
Dia menyayangkan minimnya lampu PJU yang terpasang di sepanjang Suramadu. Dia menilai, bila kondisi tersebut terus dibiarkan dan tidak ada penanganan lebih serius, besar kemungkinan warga atau pengguna jasa jembatan Suramadu akan berpikir ulang untuk melintas.
"Untuk itu, kami berharap agar pihak terkait bisa memperhatikan hal tersebut, karena ini menyangkut keamanan dan kenyamanan pengguna jasa Suramadu," pungkasnya. (Subairi/Koran SI/teb)
Posted by rockability at 15:10 0 comments
Labels: News
Obama
diutip dari www.okezone.com
Posted by rockability at 14:38 0 comments
Labels: News
Badan Pesawat Belum Ditemukan
Brasilia - Pesawat Airbus A330 milik maskapai Air France yang melayani rute Rio de Janeiro ke Paris jatuh di samudra Atlantik, sekitar 4 jam dari penerbangannya. Hingga kini, badan pesawat belum juga ditemukan keberadaanya.
"Apabila kami menemukan badan pesawat, kami akan menghentikan semua (pencarian) dan akan membawanya ke sini," ujar Air Force Brigadier Ramon Borges Cardoso, seperti dilansir Reuters, Jumat (05/06/09).
Pesawat diindikasikan mengalami kecelakaan karena terbang melewati zona badai dengan kecepatan yang salah. Pilot mengurangi kecepatan saat memasuki zona badai untuk menghindari kerusakan pada badan pesawat, namun justru menyebabkan mesin pesawat mati.
Hingga kamis, tiga kapal Brazil yang datang pada area pencarian sekitar 1.100 km timur laut dari pantai Brazil belum menemukan puing badan-badan pesawat. Akan tetapi, beberapa serpihan telah terlihat.
"Di antara serpihan yang ditemukan pada hari kamis, beberapa berwarna kuning, coklat, dan putih yang muncul dari dalam badan pesawat. Para pencari telah menemukan beberapa reruntuhan yang menyebar lebih dari 90 km, yang mengindikasikan pesawat pecah di udara," imbuh Cardoso.
Belum ada kabar mengenai 228 penumpang dari 32 negara, sebagian besar Brasil dan Prancis, yang naik di pesawat tersebut. Sementara itu, ratusan kerabat dan teman dari para penumpang pesaawat datang dan histeris ke gereja Candelaria di Rio pada Kamis pagi. Dinyatakan tidak ada harapan hidup bagi penumpang tersebut.
di unduh dari detik.com
Posted by rockability at 13:17 0 comments
Labels: News
Gaji Guru
2010, Gaji Guru Bakal Melebihi PNS Lain
Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati mengungkapkan bahwa gaji pendidik, guru, dan dosen akan mengalami kenaikan hingga lebih dari 50 persen pada 2010.
"Dengan adanya kenaikan anggaran pendidikan menjadi minimal 20 persen dari belanja negara, yang mendapat cukup banyak adalah para pendidik, guru, dan dosen," kata Menkeu di Gedung DPR Jakarta, Rabu (3/6).
Menkeu menyebutkan, kenaikan gaji PNS dan anggota TNI/Polri pada 2010 hanya akan mencapai 15 persen, itu pun termasuk uang lauk pauk.
"Khusus untuk pendidik, guru, dan dosen, kenaikannya akan lebih dari 50 persen dan akan dihitung berdasarkan golongannya," katanya.
Menurut Menkeu, yang juga agak aneh adalah bahwa pemerintah melalui APBN juga harus membayar tunjangan profesi kepada pendidik, guru, dan dosen swasta. "APBN juga harus membayar tunjangan profesi guru dan dosen non-PNS asal mereka bersertifikat. Ini mengikuti ketentuan UU tentang pendidikan," katanya.
wah seneng dong bapak ku....!gaji guru melebihi pns laen...!
diunduh dari harian KOMPAS
Posted by rockability at 03:10 0 comments
Labels: News
Tentang Curhat Prita
Prita Mulyasari, ibu dua anak, mendekam di Lembaga Pemasyarakatan Wanita Tangerang, Banten, gara-gara curhatnya melalui surat elektronik yang menyebar di internet mengenai layanan RS Omni Internasional Alam Sutera.
Kisah Prita bermula saat ia dirawat di unit gawat darurat RS Omni Internasional pada 7 Agustus 2008. Selama perawatan, Prita tidak puas dengan layanan yang diberikan. Ketidakpuasan itu dituliskannya dalam sebuah surat elektronik dan menyebar secara berantai dari milis ke milis.
Surat elektronik itu membuat Omni berang. Pihak rumah sakit beranggapan Prita telah mencemarkan nama baik rumah sakit tersebut beserta sejumlah dokter mereka. Seperti apakah surat Prita yang membawanya ke penjara?
selengkapnya baca di harian kompas
Berikut ini adalah surat prita.
Jangan sampai kejadian saya ini menimpa ke nyawa manusia lainnya. Terutama anak-anak, lansia, dan bayi. Bila anda berobat berhati-hatilah dengan kemewahan rumah sakit (RS) dan title international karena semakin mewah RS dan semakin pintar dokter maka semakin sering uji coba pasien, penjualan obat, dan suntikan.
Saya tidak mengatakan semua RS international seperti ini tapi saya mengalami kejadian ini di RS Omni International. Tepatnya tanggal 7 Agustus 2008 jam 20.30 WIB. Saya dengan kondisi panas tinggi dan pusing kepala datang ke RS OMNI Internasional dengan percaya bahwa RS tersebut berstandar International, yang tentunya pasti mempunyai ahli kedokteran dan manajemen yang bagus.
Saya diminta ke UGD dan mulai diperiksa suhu badan saya dan hasilnya 39 derajat. Setelah itu dilakukan pemeriksaan darah dan hasilnya adalah trombosit saya 27.000 dengan kondisi normalnya adalah 200.000. Saya diinformasikan dan ditangani oleh dr I (umum) dan dinyatakan saya wajib rawat inap. dr I melakukan pemeriksaan lab ulang dengan sample darah saya yang sama dan hasilnya dinyatakan masih sama yaitu thrombosit 27.000.
dr I menanyakan dokter specialist mana yang akan saya gunakan. Tapi, saya meminta referensi darinya karena saya sama sekali buta dengan RS ini. Lalu referensi dr I adalah dr H. dr H memeriksa kondisi saya dan saya menanyakan saya sakit apa dan dijelaskan bahwa ini sudah positif demam berdarah.
Mulai malam itu saya diinfus dan diberi suntikan tanpa penjelasan atau izin pasien atau keluarga pasien suntikan tersebut untuk apa. Keesokan pagi, dr H visit saya dan menginformasikan bahwa ada revisi hasil lab semalam. Bukan 27.000 tapi 181.000 (hasil lab bisa dilakukan revisi?). Saya kaget tapi dr H terus memberikan instruksi ke suster perawat supaya diberikan berbagai macam suntikan yang saya tidak tahu dan tanpa izin pasien atau keluarga pasien.
Saya tanya kembali jadi saya sakit apa sebenarnya dan tetap masih sama dengan jawaban semalam bahwa saya kena demam berdarah. Saya sangat khawatir karena di rumah saya memiliki 2 anak yang masih batita. Jadi saya lebih memilih berpikir positif tentang RS dan dokter ini supaya saya cepat sembuh dan saya percaya saya ditangani oleh dokter profesional standard Internatonal.
Mulai Jumat terebut saya diberikan berbagai macam suntikan yang setiap suntik tidak ada keterangan apa pun dari suster perawat, dan setiap saya meminta keterangan tidak mendapatkan jawaban yang memuaskan. Lebih terkesan suster hanya menjalankan perintah dokter dan pasien harus menerimanya. Satu boks lemari pasien penuh dengan infus dan suntikan disertai banyak ampul.
Tangan kiri saya mulai membengkak. Saya minta dihentikan infus dan suntikan dan minta ketemu dengan dr H. Namun, dokter tidak datang sampai saya dipindahkan ke ruangan. Lama kelamaan suhu badan saya makin naik kembali ke 39 derajat dan datang dokter pengganti yang saya juga tidak tahu dokter apa. Setelah dicek dokter tersebut hanya mengatakan akan menunggu dr H saja.
Esoknya dr H datang sore hari dengan hanya menjelaskan ke suster untuk memberikan obat berupa suntikan lagi. Saya tanyakan ke dokter tersebut saya sakit apa sebenarnya dan dijelaskan saya kena virus udara. Saya tanyakan berarti bukan kena demam berdarah. Tapi, dr H tetap menjelaskan bahwa demam berdarah tetap virus udara. Saya dipasangkan kembali infus sebelah kanan dan kembali diberikan suntikan yang sakit sekali.
Malamnya saya diberikan suntikan 2 ampul sekaligus dan saya terserang sesak napas selama 15 menit dan diberikan oxygen. Dokter jaga datang namun hanya berkata menunggu dr H saja.
Jadi malam itu saya masih dalam kondisi infus. Padahal tangan kanan saya pun mengalami pembengkakan seperti tangan kiri saya. Saya minta dengan paksa untuk diberhentikan infusnya dan menolak dilakukan suntikan dan obat-obatan.
Esoknya saya dan keluarga menuntut dr H untuk ketemu dengan kami. Namun, janji selalu diulur-ulur dan baru datang malam hari. Suami dan kakak-kakak saya menuntut penjelasan dr H mengenai sakit saya, suntikan, hasil lab awal yang 27.000 menjadi revisi 181.000 dan serangan sesak napas yang dalam riwayat hidup saya belum pernah terjadi. Kondisi saya makin parah dengan membengkaknya leher kiri dan mata kiri.
dr H tidak memberikan penjelasan dengan memuaskan. Dokter tersebut malah mulai memberikan instruksi ke suster untuk diberikan obat-obatan kembali dan menyuruh tidak digunakan infus kembali. Kami berdebat mengenai kondisi saya dan meminta dr H bertanggung jawab mengenai ini dari hasil lab yang pertama yang seharusnya saya bisa rawat jalan saja. dr H menyalahkan bagian lab dan tidak bisa memberikan keterangan yang memuaskan.
Keesokannya kondisi saya makin parah dengan leher kanan saya juga mulai membengkak dan panas kembali menjadi 39 derajat. Namun, saya tetap tidak mau dirawat di RS ini lagi dan mau pindah ke RS lain. Tapi, saya membutuhkan data medis yang lengkap dan lagi-lagi saya dipermainkan dengan diberikan data medis yang fiktif.
Dalam catatan medis diberikan keterangan bahwa bab (buang air besar) saya lancar padahal itu kesulitan saya semenjak dirawat di RS ini tapi tidak ada follow up-nya sama sekali. Lalu hasil lab yang diberikan adalah hasil thrombosit saya yang 181.000 bukan 27.000.
Saya ngotot untuk diberikan data medis hasil lab 27.000 namun sangat dikagetkan bahwa hasil lab 27.000 tersebut tidak dicetak dan yang tercetak adalah 181.000. Kepala lab saat itu adalah dr M dan setelah saya komplain dan marah-marah dokter tersebut mengatakan bahwa catatan hasil lab 27.000 tersebut ada di Manajemen Omni. Maka saya desak untuk bertemu langsung dengan Manajemen yang memegang hasil lab tersebut.
Saya mengajukan komplain tertulis ke Manajemen Omni dan diterima oleh Og(Customer Service Coordinator) dan saya minta tanda terima. Dalam tanda terima tersebut hanya ditulis saran bukan komplain. Saya benar-benar dipermainkan oleh Manajemen Omni dengan staff Og yang tidak ada service-nya sama sekali ke customer melainkan seperti mencemooh tindakan saya meminta tanda terima pengajuan komplain tertulis.
Dalam kondisi sakit saya dan suami saya ketemu dengan manajemen. Atas nama Og (Customer Service Coordinator) dan dr G (Customer Service Manager) dan diminta memberikan keterangan kembali mengenai kejadian yang terjadi dengan saya.
Saya benar-benar habis kesabaran dan saya hanya meminta surat pernyataan dari lab RS ini mengenai hasil lab awal saya adalah 27.000 bukan 181.000. Makanya saya diwajibkan masuk ke RS ini padahal dengan kondisi thrombosit 181.000 saya masih bisa rawat jalan.
Tanggapan dr G yang katanya adalah penanggung jawab masalah komplain saya ini tidak profesional sama sekali. Tidak menanggapi komplain dengan baik. Dia mengelak bahwa lab telah memberikan hasil lab 27.000 sesuai dr M informasikan ke saya. Saya minta duduk bareng antara lab, Manajemen, dan dr H. Namun, tidak bisa dilakukan dengan alasan akan dirundingkan ke atas (Manajemen) dan berjanji akan memberikan surat tersebut jam 4 sore.
Setelah itu saya ke RS lain dan masuk ke perawatan dalam kondisi saya dimasukkan dalam ruangan isolasi karena virus saya ini menular. Menurut analisa ini adalah sakitnya anak-anak yaitu sakit gondongan namun sudah parah karena sudah membengkak. Kalau kena orang dewasa laki-laki bisa terjadi impoten dan perempuan ke pankreas dan kista.
Saya lemas mendengarnya dan benar-benar marah dengan RS Omni yang telah membohongi saya dengan analisa sakit demam berdarah dan sudah diberikan suntikan macam-macam dengan dosis tinggi sehingga mengalami sesak napas. Saya tanyakan mengenai suntikan tersebut ke RS yang baru ini dan memang saya tidak kuat dengan suntikan dosis tinggi sehingga terjadi sesak napas.
Suami saya datang kembali ke RS Omni menagih surat hasil lab 27.000 tersebut namun malah dihadapkan ke perundingan yang tidak jelas dan meminta diberikan waktu besok pagi datang langsung ke rumah saya. Keesokan paginya saya tunggu kabar orang rumah sampai jam 12 siang belum ada orang yang datang dari Omni memberikan surat tersebut.
Saya telepon dr G sebagai penanggung jawab kompain dan diberikan keterangan bahwa kurirnya baru mau jalan ke rumah saya. Namun, sampai jam 4 sore saya tunggu dan ternyata belum ada juga yang datang ke rumah saya. Kembali saya telepon dr G dan dia mengatakan bahwa sudah dikirim dan ada tanda terima atas nama Rukiah.
Ini benar-benar kebohongan RS yang keterlaluan sekali. Di rumah saya tidak ada nama Rukiah. Saya minta disebutkan alamat jelas saya dan mencari datanya sulit sekali dan membutuhkan waktu yang lama. LOgkanya dalam tanda terima tentunya ada alamat jelas surat tertujunya ke mana kan? Makanya saya sebut Manajemen Omni pembohon besar semua. Hati-hati dengan permainan mereka yang mempermainkan nyawa orang.
Terutama dr G dan Og, tidak ada sopan santun dan etika mengenai pelayanan customer, tidak sesuai dengan standard international yang RS ini cantum.
Saya bilang ke dr G, akan datang ke Omni untuk mengambil surat tersebut dan ketika suami saya datang ke Omni hanya dititipkan ke resepsionis saja dan pas dibaca isi suratnya sungguh membuat sakit hati kami.
Pihak manajemen hanya menyebutkan mohon maaf atas ketidaknyamanan kami dan tidak disebutkan mengenai kesalahan lab awal yang menyebutkan 27.000 dan dilakukan revisi 181.000 dan diberikan suntikan yang mengakibatkan kondisi kesehatan makin memburuk dari sebelum masuk ke RS Omni.
Kenapa saya dan suami saya ngotot dengan surat tersebut? Karena saya ingin tahu bahwa sebenarnya hasil lab 27.000 itu benar ada atau fiktif saja supaya RS Omni mendapatkan pasien rawat inap.
Dan setelah beberapa kali kami ditipu dengan janji maka sebenarnya adalah hasil lab saya 27.000 adalah fiktif dan yang sebenarnya saya tidak perlu rawat inap dan tidak perlu ada suntikan dan sesak napas dan kesehatan saya tidak makin parah karena bisa langsung tertangani dengan baik.
Saya dirugikan secara kesehatan. Mungkin dikarenakan biaya RS ini dengan asuransi makanya RS ini seenaknya mengambil limit asuransi saya semaksimal mungkin. Tapi, RS ini tidak memperdulikan efek dari keserakahan ini.
Sdr Og menyarankan saya bertemu dengan direktur operasional RS Omni (dr B). Namun, saya dan suami saya sudah terlalu lelah mengikuti permainan kebohongan mereka dengan kondisi saya masih sakit dan dirawat di RS lain.
Syukur Alhamdulilah saya mulai membaik namun ada kondisi mata saya yang selaput atasnya robek dan terkena virus sehingga penglihatan saya tidak jelas dan apabila terkena sinar saya tidak tahan dan ini membutuhkan waktu yang cukup untuk menyembuhkan.
Setiap kehidupan manusia pasti ada jalan hidup dan nasibnya masing-masing. Benar. Tapi, apabila nyawa manusia dipermainkan oleh sebuah RS yang dipercaya untuk menyembuhkan malah mempermainkan sungguh mengecewakan.
Semoga Allah memberikan hati nurani ke Manajemen dan dokter RS Omni supaya diingatkan kembali bahwa mereka juga punya keluarga, anak, orang tua yang tentunya suatu saat juga sakit dan membutuhkan medis. Mudah-mudahan tidak terjadi seperti yang saya alami di RS Omni ini.
Saya sangat mengharapkan mudah-mudahan salah satu pembaca adalah karyawan atau dokter atau Manajemen RS Omni. Tolong sampaikan ke dr G, dr H, dr M, dan Og bahwa jangan sampai pekerjaan mulia kalian sia-sia hanya demi perusahaan Anda. Saya informasikan juga dr H praktek di RSCM juga. Saya tidak mengatakan RSCM buruk tapi lebih hati-hati dengan perawatan medis dari dokter ini.
Salam,
Prita Mulyasari
Alam Sutera
Mari dukung Prita dalam facebook telah banyak mungkin ribuan yang mendukun ibu prita, mudah mudahan kasus seperti ini tidak akan terulang lagi...!
Posted by rockability at 01:30 1 comments
Labels: News
Wednesday, 3 June 2009
Profil Manohara
Siapa yang tidak kenal manohara...!Nama manohara telah membumi di indonesia bahkan di manca negara...terkait tentang kasus penculikan Manohara yang "kabarnya" dilakukan oleh Pangeran Kerajaan Kelantan. Banyak media cetak maupun elektronik menyebut nyebut nama manohara...!Konon katanya maohara hidup seperti di dalam penjara, dia diperlakukan layaknya tahanan oleh Pangeran Kerajaan Kelantan...berikut ini adalah profil dari manohara..:
Profil Manohara Odelia Pinot :
* Nama Lengkap : Manohara Odelia Pinot
* Nama Panggilan : Manohara
* Tempat Lahir : Jakarta
* Tanggal Lahir : 28 Februari 1992
* Nama Ibu : Daisy Fajarina
* Nama Ayah : Reiner Pinot Noack
* Saudara : Dewi Sari Asih
* Keturunan : Indonesia - Perancis
* Profesi : Model
* Suami : Tengku Muhammad Fakhry
* Tempat Tinggal : Istana Kelantan Malaysia
* Mertua : Raja Kelantan Malaysia
Manohara Pinot adalah putri kedua dari pasangan Daisy Fajarina, wanita keturunan bangsawan bugis dan Reiner Pinot Noack, pria berkebangsaan Perancis. Pernikahan Daisy dan Pinot berakhir dengan perceraian yang meninggalkan dua orang putri, Dewi Sari Asih dan Manohara Odelia Pinot.
Posted by rockability at 13:31 0 comments
Labels: News